Seruan 36 Ilmuwan di Kongres Vegetarian SEDIKITNYA 36 ilmuwan lingkungan hidup yang hadir di kongres vegetarian bertaraf internasional yang diikuti 14 negara perwakilan menyerukan pada seluruh masyarakat dunia untuk mencintai bumi dan seluruh mahluk hidup di dalamnya. Manager of Interbational Vegetarian Union, John Davis mengatakan, pola hidup vegetarian atau hanya mengonsumsi makanan dari bahan nabati, membantu menjaga kelestarian planet Bumi yang terancam oleh pemanasan global akibat efek rumah kaca, gas metana dari industri peternakan dan pengolahan daging. “Seharusnya kelaparan di sebagian belahan dunia tidak terjadi kalau kita menerapkan konsep vegetarian Asia pacifik. Dalam sejarah masa lampau sudah berkhasiat dalam segala hal khususnya kesehatan dan menyelamatkan lingkungan,” ujarnya kepada Batam Pos di ruang Cendana, Hotel Novotel disela acara kongres vegetarian, Sabtu (7/11). John juga mengatakan, vegetarianisme pada zaman awal, berkembang di Asia dan Eropa. “Apa yang terjadi ketika mereka bertemu, yakni mempertimbangkan hubungan antara vegetarian dan berbagai agama, serta peningkatan masyatakat vegetarian di Asia pada beberapa tahun ini sangat signifikan. Ini sehat bagi Bumi dan generasi yang akan datang,” ujarnya menjawab pertanyaan dari peserta asal Surabaya. Sementara itu, Ex-Scientist of NASA, Art-Ong Jumsai dalam kongres bertajuk The 4th Asian Vegetarian Congress--Vegetarian Healthy and Eco-Friendly for all ini menyampaikan, produksi daging yang tinggi di dunia telah mengakibatkan berkurangnya rasa sayang manusia terhadap lingkungan hidup. Lingkungan hidup tidak diperhatikan lagi, demikian juga, terjadi penebangan pohon sembarangan. “Gempa yang terjadi di Asia belakangan ini, khususnya di Indonesia karena terjadi percepatan pergeseran lempeng eurasia dan dan Australia. Sebenarnya ini bisa dicegah dengan menyayangi bumi dan lingkungan, misalnya tidak menebang kayu secara sembarang dan menghargai populasi mahluk hidup dengan cinta kasih,” ujarnya. Sebagai rumah bagi populasi dan peradaban terbesar dunia, Asia harus memainkan peranan utama demi masa depan kehidupan planet Bumi ini. Asian vegetarian Union dan Indonesia Vegetarian Society sama-sama merasakan keprihatinan yang mendalam, cinta kasih dan pengetahuan, sains dan profesionalisme melalui pola hidup vegetarian. “Bahkan nyamuk yang menggigit kita pun, tidak layak kita bunuh. Bagaimana menyingkirkan mereka, yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan," ujar Nun of Buddhisem Vegetarian Practitioner Japan and Ex-instructur at San Fransisco Zen Centre, Sister Wako Ishikawa. Presentasi ilmiah dan diskusi umum kemarin, menghadirkan 20 pakar dari berbagai negara. Acara ini juga dihadiri ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Batam. Acara berlanjut hingga hari ini. Ke-20 pakar ini juga akan membahas pola diet yang sehat ala vegetarian. ***
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar